Assalamualaikum Wr.Wb FORUM KOMUNIKASI GEOGRAFI: Pedosfer

Rabu, 09 Februari 2011

Pedosfer


PEDOSFER


A.    Ciri dan Proses Pembentukan Tanah di Indonesia
Pada dasarnya, tanah berasal dari batuan atau zat organik lainnya yang mengalami pelapukan. Berubahnya batuan atau zat organik menjadi butir-butir tanah dikarenakan oleh beberapa faktor :
  1. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.
  2. Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air.
  3. Akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu-batuan sehingga hancur.
  4. Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan batuan.
  5. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya tanah.

Berdasarkan bahan induk dan proses perubahan yang disebabkan oleh tenaga oksigen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut :
  1. Tanah podzolik merah kuning, adalah tanah yang terjadi ari pelapukan batuan yang mengandung kwarsa pada iklim basah dengan curah hujan 2.500 – 3.500 mm/tahun. Jika terkena air mudah basah, tanah ini banyak terdapat di pegunungan.
  2. Tanah organosol adalah tanah y terjadi dari bahan induk organik seperti gambut dan rumput rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih dari 2.500 mm/tahun.
  3. Tanah oluvial adalah tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai-sungai. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian dan bahan-bahan makanan.
  4. Tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan kapur yang umumnya terdapat di daerah pegunungan kapur berumur tua. Tanah ini tidak subur, tetapi masih dapat ditanami pohon jati.
  5. Tanah vulkanis adalah yang berasal dari pelapukan batuan-batuan vulkanis baik dari lava atau batuan yang telah membeku (effusif) maupun dari abu vulkanis  yang telah membeku (efflata).
  6. Tanah pasir adalah tanah yang berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Tanah ini sangat miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit.
  7. Tanah humus (bunga tanah) adalah tanah yang terjadi dari tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk. Tanah ini mengandung humus bersifat sangat subur dan umumnya berwarna hitam.
  8. Tanah laterit adalah tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium, karena tua sekali, maka tanah ini sudah tidak subur lagi. Tanah ini berwarna merah muda sehingga disebut tanah merah.

B.     Erosi Tanah dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
Tanah adalah akumulasi tubuh-tubuh alam yang bebas dan menduduki sebagian besar lapisan atas permukaan bumi.
  1. Peranan tanah bagi kehidupan manusia
Tanah berperan penting bagi kehidupan manusia disebabkan karena :
a.       Digunakan untuk bertempat tinggal dan melakukan kegiatan
b.      Tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan hidup manusia
c.       Mengandung barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia
  1. Erosi merusak kesuburan tanah
Adapun sebab-sebab erosi tanah karena beberapa hal berikut :
a.       Tanah gundul atau tidak ada tanamannya
b.      Tanah miring tidak dibuat teras-teras dan guludan sebagai penyangga air dan tanah yang larut
c.       Tanah yang tidak dibuat tanggul pasangan sebagai penahan erosi
d.      Tanah di kawasan hutan rusak karena pohon-pohon ditebang secara liar
e.       Permukaan tanah yang berlumpur digunakan untuk pengembangan liar sehingga tanah atas semakin rusak

Keadaan tanah yang serasi bisa menjadi habitat tumbuh-tumbuhan, kalau perbandingan komponen-komponennya sebagai berikut : : mineral 45%, bahan organik 5%, air antara 20 – 30% dan udara tanah antara 20 – 30%.
Ikatan senyawa organik yang terdapat dalam tanah cukup banyak macamnya namun sedikit yang dapat menyebabkan terjadinya kombinasi-kombinasi warna tanah, antara lain oksida besi dan bahan organis. Adapun asal dari warna-warna itu adalah :
  1. Kuning, berasal dari mineral limonit (2Fe2O33H3O)
  2. Cokelat, berasal dari bahan-bahan organis asam yang lapuk sebagian
  3. Putih, berasal dari mineral silika kuarsa (SiO2), kapur (CaCO3), kaolin, bauksit aluminium dan silikat, gypsum (CaCO42H2O)
  4. Hitam, berasal dari bahan-bahan organis yang telah terurai dengan hebat dan biasanya ada hubungannya dengan unsur-unsur karbon (C), magnesium (Mg) serta belerang (S)
  5. Merah, berasal dari mineral hematit (Fe2O3) atau turgit (2Fe2O3H2O)
  6. Hijau, berasal dari oksida ferrous
  7. Biru, berasal dari mineral lilianit

Dilihat dari segi kesuburannya, tanah dibedakan menjadi 4 yaitu :
  1. Tanah muda, berciri unsur hara yang terkandung di dalamnya belum banyak sehingga belum subur.
  2. Tanah dewasa, berciri unsur hara yang terkandung di dalamnya sangat banyak sehingga tanah ini sangat subur.
  3. Tanah tua, berciri unsur hara yang terkandung di dalamnya sudah berkurang.
  4. Tanah mati, berciri unsur hara yang terkandung di dalamnya sudah sangat sedikit bahkan hampir habis. Tanah ini sangat tidak subur.

Tanah memerlukan unsur-unsur untuk berubah dan berkembang. Unsur yang diperlukan tanah adalah : K, P, N, C, H, O, Na, Ca, S, Mg, Fe, Zn, B, Cu, dan Mn. Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada, maka tanaman yang ada tidak sempurna atau tidak dapat tumbuh. Maka untuk melengkapi kekurangan bahan makanan dapat mempergunakan pupuk.
Berdasarkan asal senyawanya ada 2 macam pupuk :
  1. Pupuk alam (organik), yaitu pupuk yang dihasilkan dari sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia seperti pupuk hijau, pupuk kandang, dan pupuk kompos. Pupuk ini dapat menyerap air hujan, memperbaiki daya pengikat air, mengurangi erosi dan untuk perkembangan akar atau biji.
  2. Pupuk buatan (anorganik), yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik, yang terbagi 2 jenis, pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Keuntungan pupuk pabrik adalah praktis, ringan, mudah larut dan cepat bereaksi.

C.    Menjaga Kesuburan Tanah dan Usaha Mengurangi Erosi Tanah
Kesuburan tanah dapat dijaga dengan usaha-usaha sebagai berikut :
  1. Pemupukan
  2. Sistem irigasi yang baik
  3. Pada lereng-lereng gunung dibuat hutan-hutan cadangan
  4. Menanami lereng-lereng yang telah gundul
  5. Menyelenggarakan pertanian di daerah miring secara benar

Untuk mengurangi erosi tanah, maka diperlukan beberapa langkah berikut :
  1. Terrasering
  2. Contour   farming
  3. Pembuatan tanggul pasangan
  4. Contour plowing
  5. Contour strip cropping
  6. Crop rotation
  7. Reboisasi

Lahan atau tanah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, perbedaan tersebut disebabkan oleh :
  1. Tekstur tanah
  2. Permeabilitas tanah
  3. Solum tanah atau ketebalan
  4. Kemiringan lereng
  5. Tingkat erosi
  6. Penyaluran air

D.    Kelas Kemampuan Lahan
Berdasarkan kelas kemampuannya, lahan dikelompokkan dalam 8 kelas. Lahan I sampai IV merupakan lahan yang sesuai bagi usaha pertanian, sedangkan lahan kelas V sampai VIII merupakan lahan yang tidak sesuai untuk usaha pertanian.
Secara lebih rinci, kelas-kelas kemampuan lahan dapat dideskripsikan yaitu :
Kelas I      :    Dengan ciri tanah datar, butiran tanah agak halus, mudah diolah, sangat responsif terhadap pemupukan atau memiliki sistem pengaliran air yang baik.
Kelas II     :    Dengan ciri lereng landai, butiran tanahnya halus sampai agak kasar, agak peka terhadap erosi dan sesuai untuk usaha pertanian.
Kelas III   :    Dengan ciri tanah terletak pada wilayah yang agak miring dengan sistem pengairan yang kurang baik dan sesuai untuk usaha pertanian.
Kelas IV   :    Dengan ciri tanah terletak pada wilayah yang miring sekitar 15 – 30% dengan sistem pengairan yang buruk tapi masih dapat dijadikan lahan pertanian.
Kelas V     :    Dengan ciri tanah terletak di wilayah yang datar atau agak cekung, seringkali tergenang air sehingga tingkat keasaman tanahnya tinggi, tidak cocok untuk lahan pertanian, tapi sesuai ditanami rumput.
Kelas VI   :    Dengan ciri ketebalan tanahnya tipis dan terletak di daerah yang agak curam dengan kemiringan sekitar 30% - 45%, mudah tererosi, sesuai untuk padang rumput.
Kelas VII  :    Dengan ciri terletak di wilayah yang sangat curam dengan kemiringan antara 45% - 65%, tanahnya sudah mengalami erosi berat, dan lebih sesuai ditanami tanaman keras/tahunan.
Kelas VIII     :       Dengan ciri terletak di daerah dengan kemiringan diatas 65%, butiran tanah kasar dan mudah lepas dari induknya, sangat rawan terhadap kerusakan.

E.     Lahan Kritis dan Lahan Potensial
  1. Lahan Kritis
Adalah lahan yang tidak produktif. Meskipun dikelola, produktivitasnya sangat rendah. Bahkan dapat terjadi jumlah produksi yang diterima jauh lebih sedikit daripada biaya pengelolaannya. Lahan ini bersifat tandus, gundul dan tidak dapat digunakan untuk pertanian.
Sebab-sebab dari lahan kritis antara lain :
a.       Kekeringan
b.      Genangan air yang terus menerus
c.       Erosi tanah atau mass wasting
d.      Pembekuan air
e.       Pencemaran tanah
f.       Masuknya material yang bertahan lama di tanah
g.      Pengelolaan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan

  1. Lahan Potensial
Adalah lahan yang belum dimanfaatkan atau belum diolah dan jika diolah akan mempunyai nilai ekonomi yang besar karena tingkat kesuburan yang tinggi dan mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia. Lahan potensial merupakan modal dasar dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di daerah di luar Jawa banyak memiliki daerah produktif yang sangat potensial tetapi belum atau tidak dimanfaatkan sehingga daerah ini dikenal dengan daerah yang sedang tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar